SIDOARJO, Global Maluku.ID | Menyongsong bulan purnama PBJ (Paguyuban Budhaya Jawi) Jenggala Manik road show ke situs-situs purbakala yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Acara road show ini pertama kali diadakan ke Makam Megowati yang pertama kali membuka Desa Kramat Jegu Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo pada hari Selasa (11/10/2022).
Purnama Sidi bermakna suatu kegiatan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat pedesaan pada jaman dahulu dengan tujuan rembuk warga untuk mencari solusi terhadap masalah dimasyarakat misalkan rembuk warga untuk kerja bakti atau gotong royong, waktu menanam padi dan sebagainya. Selain orang tua rembuk warga anak-anak pada bermain tradisional seperti gobak sodor, petak umpet dan lainnya. Kegiatan ini dilakukan di halaman pada saat menjelang bulan purnama. Untuk saat ini melakukan kegiatan dengan implementasikan yang berbeda yaitu nembang tembang macapat. . Saat menjelang jam 12 malam diadakan doa bersama serta syukuran dengan tumpeng dan perlengkapannya karena selama satu bulan tidak ada halangan atau rintangan yang berarti. Serta doa untuk akan datang supaya Sidoarjo pada khususnya, Indonesia pada umumnya tenang, tentram, damai, dihindarkan dari segala macam mara bahaya atau bencana.
Bambang Mitranda ketua Paguyuban Budhaya Jawi Jenggala Manik mengatakan pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Kramat Jegu beserta perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, ketua RW, yang telah mendukung kegiatan ini baik waktu, tenaga dan konsumsi sehingga berjalan dengan lancar.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepala desa Keramat Jegu, RW, RT dan warga masyarakat,” kata Bambang.
“Kegiatan ini sangat spesial karena dihadiri dari adik-adik mahasiswa dari luar kota bahkan ada yang dari luar pulau termasuk dari paguyuban yang lainnya,” tambah ketua paguyuban.
Bambang menjelaskan kegiatan ini ternyata banyak dihadiri generasi muda bahkan ada mahasiswa dari Nias, Aceh, Bengkulu dan lainnya yang ikut kegiatan Purnama Sidi pada malam hari ini. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Jenggala Manik karena dihadiri dari mahasiswa luar pulau dan juga dihadiri dari paguyuban lainnya seperti Paguyuban Selokambang dari Gresik, Sekar Kawedar dan lainnya, serta individu pecinta budaya dari Sidoarjo maupun dari luar kota.
Pipit Puspitasari kelahiran boyolali dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Prodi Bahasa dan Sastra indonesia mengatakan saya senang sekali dengan adanya kegiatan ini karena di desa tidak ada kegiatan Purnama Sidi. Adanya beberapa kegiatan budaya di desa seperti sedekah bumi, sadran dan lainnya. Kegiatan ini baru pertama kali dikuti ternyata sangat berbeda dengan yang biasanya seperti sedekah bumi atau lainnya.
“Saya pertama kali ikut Purnama Sidi. Di tempat kita adanya sedekah bumi dan lainnya,” terang Pipit
Mahasiswi dari Unair menegaskan harapan kedepannya saat balik ke kota asal bisa membuat acara Purnama Siďi seperti ini. Karena ini merupakan salah satu ciri khas budaya Nusantara. Kegiatan ini akan diimplementasikan kepada masyarakat. Serta generasi milenial atau generasi muda harus lebih mengetahui dan mengerti serta dapat mempertahankan budaya di indonesia atau nusantara yang beraneka ragam.
“Kedepannya generasi muda jangan sampai melupakan budaya Nusantara yang beraneka ragam,” Kata Puspitasari .
Luthfi Alamsyah Kelahiran pulau Nias Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengatakan kami dari luar pulau yang baru belajar budaya yang ada di Sidoarjo terlebih lebih kita saling mengenal budaya di Indonesia yang banyak atau kaya akan budaya budaya yang ada termasuk malam ini Purnama Sidi.
“Kita belajar akan budaya yang ada di Indonesia seperti saat ini,” ungkap Luthfi
“Kami bangga sekali karena bisa diterima dengan baik bersama-sama mempererat tari silahturahmi,” imbuh Alam
Alamsyah mengatakan merasa bangga karena disini kami diterima dengan baik bersama-sama saling menjaga dan mempererat tali bersilaturahmi kami belajar bagaimana budaya-budaya di sini apa yang menjadi daya tarik dan juga kebudayaan yang ada di pulau jawa.
Alamsyah menegaskan harapan ke depan agar generasi muda bisa lebih mengerti atau mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia, saling menghargai, saling mempertahankan, saling menerima karena indonesia kaya akan budaya maka kita harus mempertahankan bila perlu mengembangkan budaya yang ada di Indonesia.