GlobalMaluku.ID,AMBON-Warga Galala menghiasi bibir jalan dengan lampu hias berbentuk ketupat dan berwarna hijau terang.Kemeriahan Ramadan pun begitu tampak saat melintasi sepanjang Jl. Wolter Monginsidi kawasan Galala di malam hari.
Semarak Ramadan di kawasan Galala itu menjadi gambaran suka cita Ramadan juga dirasakan warga non muslim di Kota Ambon
Desa Galala, adalah Desa dengan mayoritas warganya beragama Kristen ,Galala juga diketahui punya Pela Gandong dengan Hitu Lama yang notabennya beragama Muslim.
Ini tentu menjadi pemandangan yang menarik jelang Idul Fitri 2023. Paslanya ini menjadi yang pertama kali terjadi di Kota Ambon.
Menanggapi hal itu, Pj. Walikota Ambon, Bodewin Wattimena kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (18/4) mengaku senang dengan momen rasa kebersamaan yang dilakukan oleh warga Galala itu.
Dia bahkan berharap, Galala menjadi contoh bagi warga kota lainnya untuk turut memeriahkan perayaan Idul Fitri.
“Kita ingin membangun kota ini sebagai kota milik bersama, artinya masyarakat yang mendiami kota ini harus punya rasa toleransi yang tinggi saling menghargai yang tinggi saling menerima satu dengan yang lain jadi kalau hari ini muncul di wilayah komunitas Kristen ornamen-ornamen Idul Fitri itu bagian dari toleransi tinggi masyarakat Kota Ambon dalam memasuki hari besar keagamaan umat muslim,”ujar Wattimena.
Pihaknya meyakini ini terus terbangun maka secara otomatis kesadaran bagi kota ini milik bersama kota ini kota toleransi akan semakin baik.
Momen ini sambungnya viral dimana-mana dan ini sungguh luar biasa. Semua orang mengapresiasi bahwa memang Kota Ambon layak jadi kota toleransi.
“Kita berharap mungkin nanti natal ada dikomunitas mulim juga lakukan hal yang sama.
Artinya, mari kita tunjukan pada dunia, bahwa Ambon ini kondusif Kalau selama ini kita kesulitan karena lebelisasi bahwa Ambon kurang kondusif stigma itu kita hapus dengan pembauran masyarakat.
Dikatakan bahwa jangan lagi dengan segergasi yang ada, lalu kemudian membuat Ambon seolah-olah sudah dikotak-kotakan. Dengan cara ini lanjutnya bisa membangun image keluar bahwa Ambon layak jadi kota toleransi.