GlobalMaluku.ID,AMBON-Fakultas Hukum Universitas Pattimura beberapa waktu lalu menggelar Seminar Internasional dengan menghadirkan tiga Profesor salah satunya adalah Prof.Drs. Adrianus S.Meliala,M.Si.,M.Sc,pH,D.
Sebagai Profesor dan pakar Kriminologi yang sangat mempuni.Ia adalah Doktor Kriminologi dari University of Queensland Australia.
Sang Profesor tersebut datang ke Ambon Provinsi Maluku ,dalam memberikan Seminar internasional ,yang dimana dirinya berbicara terkait dengan tingkat kejahatan di Perkotaan dan khususnya di Kota Ambon dan secara umum untuk Indonesia .
Ketika di temui awak media pada salah satu resto Khas Makanan Maluku di Kota Ambon,Jumat(19/5/2023) sang kriminologi itu menyampaikan , saya akan menguraikan tiga hal.”Saya apresiasi dengan acara Seminar internasional yang dibuat oleh Universitas Pattimura dalam hal ini Fakultas Hukum Unpatti Ambon.
“Untuk diketahui,bahwa sekarang ini ,semua kampus itu berlomba- lomba untuk meningkatkan performens internasionalisasinya.”Nah ,ini adalah langkah yang saya kira bagus dan jitu.Mengapa ?,karna ini sesuai dengan harapan iku,”ungkap Meliala.
Dikatakannya,jadi setiap kampus itu harus Go internasional ,dengan caranya masing -masing, jadi saya mendukung dan mengharapkan ,ini tidak berhenti disini tapi juga berlanjut terus,tuturnya.
“Yang kedua pemilihan topiknya ini segera amartaimli atau cocok .”Karna sekarang ini ,kita akan menghadapi ,Rencana Pembangunan Jangka panjang dan menengah(RKPJN)Tahun 2025-2035.”Dimana arahnya itu adalah akan menuju pada pengembangan dua hal yaitu yang pertama pengembangan kota dan pengembangan desa,ucap Sang Kriminologi tersebut.
Dijelaskan ,Desa sebagaimana kita ketahui sekarang ini ,di brisius dua hal .”Yang pertama ,banyak sekali kementerian lembaga instansi yang mengurus Desa dan uang ,dan yang mengurusi Desa juga banyak (Dana Desa), sebagaiman layaknya kota sudah lama ya,yang menjadi perhatian, sehingga kalau sekarang ini ,Fakultas Hukum Unpatti itu, melihat pada perkembangan kota dan aspek kejahatannya .
Meliala tekankan ,jangan sampai kota-kota itu di glotori dengan program pembangunan ,tapi kemudian lupa dengan implikasinya,cetusnya.
“Kemudian yang ketiga ,saya kira ini lebih umum ya!,bicara tentang Ambon saja, tapi pada umumnya ,sehingga kemudian lewat paparan saya pada waktu Seminar di Universitas Pattimura Ambon.
Dirinya ingatkan, bahwa hati-hati ,kita ini sebagai masyarakat dan juga Pemda ,itupun inginnya ,membuat kota makin gede ,makin besar ,makin lengkap, makin rame ,makin banyak investasi dan seterusnya .”Akan tetapi semua itu ada implikasinya .implikasinya apa? Ya kejhatan meningkat ,kejahatan makin berpariasi ,kejahatan makin menakutkan ,unjung-unjungnya ,masyarakat kesal .”Wah kalau begini ceritanya ,ngapain kita punya kota gede -gede ,menjadi kota metropolitan,kota Megapolitan ,nah apalagi ketika kota ini makin gede yang mengisi ruang-ruang tahanan adalah siap ,anak-anak dari kota itu ,artinya ini dapat memakan korban gara-gara kota makin gede ,dan ada anak-anak kota yang jadi pengguna narkotika,pemain judi dan seterusnya ,ya mereka ini yang mengisi ruang tahanan ,tapi kalau misalnya tidak ada dorongan tekanan untuk menjadi kota yang besar ,tapi tentu tidak akan seperti itu,jelasnya.
Dan keempat ,ternyata dari tiga pembicara ,saya,pembicara dari Belanda, dan pembicara dari India.”Semua berpendapat bahwa online craime atau digital Craime itu ternyata memang akan tambah pengaruhnya ,tambah serius kedepan .
Ia juga menambahkan “saya masih berat mengatakan bahwa,mungkin masih akan ada perkembangannya ,perkembangan kita ini belum berakhir tapi kalau dari Belanda dan India ,bahwa media digital itu makin mengerikan, bahkan harus di jaga betul agar jangan sampai kota ini terbelah, seperti konflik ,akan amat mudah dijadikan lagi ,kalau medianya tidak dijaga,bebernya.
Sementara itu Dekan Fakultas Hukum Uniersitas Pattimura Ambon,Dr.R.J.Akyuwen,SH.,M.Hum,menuturkan,Seperti yang disampaikan Prof Meliala, memang ini tugas perguruan tinggi agak berbeda dengan sebelumnya ,setelah Mentri mengeluarkan ada program indikator pertama ,jadi kita harus juga Go International .”Nah go internasional yaitu salah satunya kita harus memenuhi indikator kinerja utama itu adalah kita melakukan Go internasional .
Tapi perlu dicatat bukan cuma melakukan seminar tapi ada luarannya ,jadi luaran itu berupa jurnal,ingat Akyuwen.
Ia berharap ,hadirnya Prof Meliala maupun dari India dan belanda bahwa Fakultas Hukum melalui bagian Pidana kriminologi bisa membuat satu terobosan dengan menciptakan satu pola,ungkapnya.
Kata dia ,”Satu pola dengan menguji sistem bagaimana agar bisa ada kebijakan ,bisa mencegah atau menanggulangi tingkat kejahatan di kota Ambon ,yang mungkin bisa naik.
Lebih lanjut Akyuwen katakan, sebenarnya kepentingan kita disitu ,sehingga bukan tuntutan internasional saja ,kemudian luaran sebagai jurnal ok ,akan tetapi masyarakat mendapat manfaat apa? Imbunya.
Di harapkan kegiatan ini bisa mengahasilkan sesuatu untuk kepentingan masyarakat.Dan kegiatan ini tetap jalan ,dan harus ditekan untuk terus dilakukan.
Dan ia juga menyampaikan ke semua dosen agar jangan berharap dari pemerintah .Kemarin kita coba, dengan domain kita sendiri ,dan mengelola biaya pendaftaran untuk membayar semua kewajiban untuk menyelenggarakan seminar internasional .Jadi kita sangat berterimakasih kepada Prof Meliala ,dan harapan kami bagian Pidana harus berinovasi untuk menghasilkan satu pola ,bagaimana kejahatan di kota Ambon ini bisa menurun ,dan sebagai contoh untuk kota-kota lain di Indonesia,tandasnya.