Prof Male,Harus Ada Menejemen Dan Pengelolaan Limbah Yang Baik Di Kota Ambon

Berita1,334 views

GlobalMaluku.ID,AMBON-Tumbuh kembang satu kota dengan baik dilihat dari kotanya terhindar dari sampah dan limbah padat dan cair .

Limbah cair merupakan limbah yang dibuang dari limbah rumah tangga, bangunan,resto , hotel ,industri ,perkantoran dan sebagainya.”sedangkan limbah padat ,merupakan limbah kering ,seperti sampah plastik ,kaleng ,kaca, keramik dan besi.

Kota Ambon juga termasuk salah satu kota yang sampai saat ini untuk penanganan limbah cair dan padat belum maksimal.

Hal ini diungkapkan oleh Prof.Dr.Yusthinus T Male,S.Si.,M.Si ,Guru Besar dalam Bidang Kimia Anorganik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura tersebut .

Dirinya mengungkapkan ,
Kita lihat untuk sekarang ini konsep waterfrom City, sudah bagus, banyak restoran ,akan tetapi tidak ada ,instalasi pengolahan air limbah yang komunal ,jadi masing -masing membuang air limbahnya terutama restoran dan hotel yang harus di cek, apakah mereka punya Ipal.”Hal tersebut harus di perhatikan ujarnya.

Katanya, karena semua limbah akan berakhir di teluk ,dan akibatnya itu sering terjadi Algo Gloming,jadi alga merah yang akan muncul.

Guru Besar tersebut mengatakan , karena itu Alga beracun .”Kenapa dia beracun? ,karena keadaan normal kelarutan ogsigen di perairan itu tinggi,tapi karena banyak limbah Organik ,nah tidak cukup oksigen untuk mengiotidaksi limbah ornaginik ,sehingga muncullah mikroba yang yang beracun(Anaerobik) namanya ini membutuhkan oksigen, sehingga dia masih menghasilkan limbah yang berbau busuk dan beracun ,ini yang sering muncul Algobluming ,bebernya.

Ia juga menjelaskan ,”jadi kalau kita lihat di teluk itu berwarna merah itu patogen sekali ,karena itu planton ,dan dimakan oleh ikan ,lalu di makanan ikan kecil ikan besar akhirnya kita teracuni dengan hal itu. Sudah ada beberapa kejadian ,dulu pernah ada korban juga di Ambon ,karena limbah fisik kimia.

Kemudian Material sampah ,kalau kita melihat setiap musim hujan ,semua sungai-sungai itu menumpahkan sampah berpuluh-puluh ton kedalam teluk,ujar Male,pada media ini ,Selasa(25/7/2023).

Prof.Yusthinus juga,memaparkan, dulu ada program memungut sampah dengan speat bot ,tapi tidak efektif ,karena itu kegiatannya di hulu ,hilirnya harus di selesaikan ,nah kelemahan kita itu ,tantangan alam ,karena geografi kita tidak memungkinkan.

Untuk pengangkutan sampah ,karena lereng ,misalnya yang kita lihat , di Batumerah ,Batu gajah ,gimana orang mau angkut sampah, kalau dia di tebing ,sehingga tempat sampah itu ,karena grafitasi dia selalu kedaerah rendah,sehingga unjung-unjungnya ke kali ,masuk ke laut ,nah kita yang kerepotan di laut,jelasnya.
Menurutnya ,pertumbuhan industri restoran dan Hotel harus di ikuti dengan regulasi yang ketat di bidang pengelolaan air limbah, karena kita akui sudah ada perkembangan ,sudah ada restoran baru, banyak hotel ,tetapi harus di perketat pengawasan soal limbah,tuturnya,

Lebih lanjut ia juga katakan, mereka harus memenuhi baku mutu air ,karena kalau tidak teluk itu akan teracuni .”Makanya kita lihat siapa yang pernah mandi di teluk ,semua keluar ,ke Natsepa liang dan sebagainya,karena laut yang berada di teluk sudah tercemar,terang Male.

“Yang kedua limbah padat ,kita lihat sekarang musim hujan ini ,semua saluran macet,dan sampah plastik memenuhi jalan ,tentu sebagai ibu kota Provinsi tidak mengenakan pemandangan itu.coba kita lihat di semua jalan ,”nah jadi hal tersebut, yang mengakibatkan penyempitan dan macetnya saluran, sehingga rusak, satu dua jam hujan ,sudah ada banyak genangan dimana-mana ,itu untuk kota Ambon .,”Kemudian masalah berikut, yang harus di selesaikan ,sampah manusia ,dalam pengertian Pemerintah kota untuk Provinsi ,tetapi nanti lama-lama kita punya tempat pembuangan akhir ,di Toisapu itu dia Over kapasiti,cetus Male.

Prof Male juga beberkan,kita lihat melalui kelengkapan Armada ,coba kita lihat sehari libur saja sampah tidak bisa diurus,dan itu menjadi faktor penyakit dibawa oleh binatang atau oleh lalat.

Prof Male berharap, harus dioptimalkan di TPA entah buat limbah pupuk organik, barang bekas yang bisa diresai,nah itu untuk sampah TPA(untuk Material)

Sekarang manusia kalau sudah mati jenasahnya diperlakukan seperti weis/sampah harus dikubur .”Sekarang di kota Ambon pemakaman sudah sangat susah.”Sudah sekian ratus ribu orang yang dimakamkan ,dan hal itu kita harus hati-hati ,dan itu populasi,dan tidak ada tempat pemakaman untuk sekarang ini,paparnya.

“Jadi nanti ,ada fenomena masing -masing memakamkan keluarganya di halaman masing-masing .”Hal ini membuat kita jadi bingung ,ini pemakaman yang ada rumah ,atau rumah yang ada pemakamannya atau kuburnya ,itu sudah mulai muncul fenomena ini di kota Ambon,dan itu tidak bagus bagi suatu kota .”Misalnya Kebun Cengkeh sudah over kapasiti,cetusnya.

Ditambahkan ,Pemerintah kota harus mengupayakan etritmen di hulu ,karena kalau kita ngangkut sampah pasang jaring itu percuma.karena tidak akan pernah di selesaikan,kita harus mempunya menejemen sampah yang baik dan benar , limbah organik dan sisa makanan ,itu harus punya tempat sampah sendiri .

Male juga mengakui ,untuk saat ini kita di kota Ambon belum punya Insanarator di Ambon ,jadi tidak bisa membakar sisa-sisa limbah patogen dan juga dari rumah sakit .”Berbahaya sekali untuk covid itu ,di kumpul semua di Toisapu ,limbah medis harus di Insanarator “Dan kita tidak punya komunal Weis,sekarang ini kita Ambon ini ,WC dan sumur berdekatan ,dan hal ini menyebabkan Ekoli.Makanya waktu ada pencemaran Ekoli di ikan waktu itu di Mardika saya di wawancarai ,lalu saya katakan ,masalahnya bukan orang buang air di Mardika,tapi karena pasar Mardika diapit oleh Hatukau Batumerah dan Wai Batugajah (Waitomu),sehingga banyak sekali limbah itu ,dan bercampur disitu, sehingga waktu musim hujan harusnya tidak ada bakteri dilaut ,karena sanektivitas tinggi makanya bakteri mati ,tapi karena percampuran air tawar sehingga kadar garamnya turun .Ikroba itu ada lalu kita basudara yang ada di sekitar situ pompa air dan cuci ikan ,jadi itu masalahnya. Sehingga kita minum limbah kita sendiri.Dan waktu itu saya sarankan agar pompanya ditaruh agak ke tengah laut ,tapi saya tidak tahu apakah ada jalan atau tidak .urainya.

Prof juga ingatkan , harus ada menejemen persampahan .jadi pertumbuhan perindustrian Parawisata ,yang diikuti kuliner harus di ikuti pengelolaan limbah yang baik di Kota Ambon,tutupnya.

Tinggalkan Balasan

GM TV