GlobalMaluku. ID,PIRU-Tenaga medis pada RSUD Piru Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB) mogok kerja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada Penjabat(Pj) Bupati SBB Andy Chandra As’aduddin yang belum mencairkan Insentif bagi para dokter di Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten SBB tersebut. Aksi yang disikapi oleh para dokter itu telah berlangsung sejak 23 Agustus 2023. Tercatat sudah 8 bulan sejak Januari sampai Agustus 2023 Insentif tenaga dokter belum dibayarkan. Aksi mogok kerja itu sangat berdampak pada pelayanan kesehatan masyarakat. Pasien yang sakit parah terancam kehilangan nyawa karena tidak mendapatkan pelayanan medis di RSUD tersebut.
Akibat aksi mogok kerja para dokter di RSUD Piru, layanan Poly-klinik terpaksa ditutup sementara, yaitu Paru, Saraf, Jantung, Bedah anak dan penyakit dalam. Berikut Anastesi, Bedah mulut, Endodonsi, Radiologi dsn Patologi klinik. RSUDPiru terlihat sepi layaknya Kuburan akibat aksi protes tersebut. Ruangan rawat inap kosong melompong tidak nampak pasien maupun tenaga medis.
Adapun hasil pantauan media ini bahwa untuk dokter Spesialis sebanyak 11 orang dengan insentif perbulan Rp. 25.000.000, dokter umum sebanyak 6 orang dengan insentif perbulan Rp. 7.500.000.,selain itu honorer yang mempunyai SK,Rp.500.000,Serta sekian banyak tenaga kesehatan(nakes) honorer dengan besaran Insentifnya Rp 1.500.000.per-orang. Hak/jasa para medis ini belum dibayar selama 8 bulan sesuai pantauan media ini.
Selanjutnya, mengenai honorer yang dirumahkan kemarin itu ,oleh karena tidak ada anggaran,sejak awal sudah ada dalam perjanjian/ kesepakatan bahwa selama mereka bekerja dengan status honorer, mereka tidak dibayarkan( sukarela) karena tujuan mereka hanya untuk mendapat SK honor sebagai salah satu syarat pada penerimaan P3K dan CPNS kedepan.
Direktur RSUD Piru memberikan keterangan juga kepada media ini bahwa terkait dengan honorer yang dirumahkan sejumlah 78 orang itu, telah bayar honor mereka selama 4 bulan dengan uang milik pribadi Dirut.
Menyikapi hal tersebut, salah satu tokoh masyarakat Saka Mese Nusa, Moses Rutumalessy mengatakan, untuk saat ini pelayanan di RSUD Piru sangat tidaklah bagus oleh karena kurangnya para medis. Kondisi yang ada ini tidak membuat pelayanan medis semakin membaik, malahan pegawai honorer diperintahkan As’aduddin/Pj Bupati SBB. ” Iko dia punya mau “, ucapnya dengan dialek Seram
Pj. Bupati tidak punya Hati yang berbelas kasihan terhadap pasien yang datang dgn keadaan tak berdaya dengan tujuan untuk mendapat pelayanan yang layak, malah Pelayanan yang ada di RSUD tersebut Hancur-hancuran. Kondisi tragis ini sempat terjadi juga pada tahun 2020. Penilaian Ombutsmen provinsi Maluku di tahun 2020 bahwa RSUD Piru mempunyai pelayanan dan kinerja terburuk diantara semua Rumah Sakit se- provinsi Maluku. Hal ini terulang kembali pada RS tersebut. Kondisi yang merugikan masyarakat SBB terhadap pelayanan kesehatan ini, disebabkan karena Kebijakan Andi Chandra As’aduddin, yang amburadul alias tidak tahu kerja sebagai Pj. Bupati SBB, “beber Rutumalessy.
Dalam beberapa bulan terakhir ini semua Pasien mengeluh hanya karena Pelayanan di RSUD Piru yang tidak Maksimal sebut Rutumalessy juga pada media ini, Selasa(12/9/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan buruknya pelayanan RSUD Piru saat ini, maka pasien bisa saja meninggal karena minimnya kwalitas dan kwantitas Pelayanan unit kerja RSUD Piru ” Pungkas Rutumalessy”.
Ia pun menegaskan, kalau tidak ada Pelayanan yang baik dan memadaiterhadap masyarakat pada RSUD Piru, mending ditutup saja Rumah Sakit tersebut, tandasnya.
Pj.Bupati sangat Arogan dan kejam terhadap masyarakat Kabupaten SBB, tutupnya.