Home / Sosbud

Sabtu, 6 Januari 2024 - 04:22 WIB

Ardy Latupeirissa Penderita Hidrosefalus “Belum Ada Sentuhan Dari Pemerintah

GlobalMaluku.ID-Maluku Tengah-Anak dari Marlina Latupeirissa, seorang janda miskin yang tinggal di Negeri Yamalatu, Kecamatan Telutih Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, terbaring kaku di lantai rumahnya yang berdinding plywood, akibat menderita penyakit Hidrosefalus atau kepala besar.

Bayi malang, Ardy Latupeirissa yang miskin ini, sudah sembilan tahun sejak lahir 20 Mei di tahun 2014, sudah menderita penyakit Hidrosefalus. Karena hidup dalam kemiskinan yang serba kekurangan, orang tuanya tidak mampu membawanya ke puskesmas untuk perawatan, baik di Kecamatan atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Masohi Kota Kabupaten.

Marlina Latuperissa setiap hari menemani anaknya dengan belayan kasih sayang, dari usia nol bulan hingga kini sudah berusia sembilan tahun sembilan bulan.

Mendengar kasus ini, seorang tokoh pemuda, Yuslan Idris, seorang anak negeri Kecamatan Tihoru yang peduli akan kemanuisaan ini langsung bergerak kekediaman Marlina Latupeirissa pada (29/12/2023) pekan kemarin di Negeri Yamalatu melihat langsung kondisi Ardy Latuperissa. Di rumah 5 X 7 Meter, rumah pengungsi yang dibangun tahun 2002 pasca konflik sosia.

Kondisi rumah yang sungguh memprihatinkan. Ardy hidup bersama Ibu, kakek dan neneknya, setiap hari dirawat dilantai beralas tikar plastik, semua kebutuhan dilayani Ibunya, dibantu Opa dan Omanya.

Marlina, meski serba kekurangan dari ekonomi keluarga, tetap tegar melayani dan memperhatikan kebutuhan buah hatinya.

Baca Juga  Meletakan Dasar Pemikiran Susunan Masyarakat Negeri Sebagai Acuan Penetapan Mataruma Parenta Hena Tawiri.

Sesibuk apapun dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, Marlina selalu menempatkan waktu menemani anaknya yang dibiarkan terbaring di lantai karena tidak memiliki kasur yang layak.

“Sejak lahir Ardy kepalanya sudah besar, awalnya beta anggap hal biasa, namun seiring waktu, kepalanya terus membesar dan muncul benjolan di ubun-ubun kepala. Beta seng tau ini penyakit apa, karena anaknya tidak ada perkembangan layaknya bayi lain, hinga usia satu tahun kepalanya semakin membesar dan anaknya tidak bisa berdiri maupun berjalan dengan normal.”

Ungkapn dari seorang janda miskin ini sentak membuat Toko Pemudah, Yuslan Indris termotifasi secara kemanusiaan mengambil langkah koordinasi.

Sekedar tau Ibu Janda miskin ini sejak usia nol bulan sampai Ardy berusia sembilan tahun , dirinya sudah berupaya sesuai kemampuannya, namun tidak membuahkan hasil karena tidak memiliki biaya untuk pengobatan anaknya. Dengan kondisi Ardy seperti ini, kami hanya bisa pasra kepada Tuhan Yesus atas mujizatnya untuk kesembuhan Ardy.

“Selama ini kami hanya pasra dengan keadaan yang dialami anak saya, dan kepada Tuhan Yesus kami berserah atas mujizatnya dengan harapan ada kesembuhan dari penyakit yang diderita anak saya. Sebab kami orang miskin yang serba kekurangan, ada hanya untuk makan sehari-hari itupun kurang, sehingga tidak mampu untuk mengobati anak saya ke rumah sakit,” ungkapnya.

Baca Juga  Masuk 50 Besar Ajang ADWI, Menparekraf Sandiaga Uno Canangkan Desa Hila sebagai Desa Wisata Terbaik di Indonesia

Menurutnya, selama ini kami hidup dengan belas kasih dari sanak saudara, tetangga dan orang-orang yang bersimpati dengan kondisi anak saya Ardy. Kami juga tidak meminta apa-apa, pihak pemerintah baik itu dari Pemerintah Negeri, Pemerintah Kecamatan, hingga Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Pemkab Malteng), melalui Dinas Sosial dan Kesejahteraan, hingga kini belum ada perhatian terhadap kondisi anak saya,.

“Perna ada pihak yang dermawan memberikan kami bantuan sembako berupa beras, sarimi dan lainnya, namun entah dari mana saya tidak mengetahui. Untuk pemerintah belum ada perhatian, baik Pemerintah Negeri, Kecamatan maupun dari  Dinas Sosial dan Kesejahteraan Pemkab Malteng,” ujarnya.

Marlina berharap, dengan kedatangan Yuslan Idris, seorang Toko Pemudah yang peduli akan kemanusiaan ini ada harapan baru bagi keluarganya khususnya bagi kondisi kesehatan anaknya Ardy, sehingga dapat menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang bersimpatih untuk menolong penanganan pengobatan.

Terkhususnya bagi pihak Dinas Sosial dan Kesejahteraan Pemkab Malteng yang berkewajiban untuk turun melihat langsung dan mengambil langka penanganan atas derita yang dialami Ardy penderita Hidrosefalus.

Share :

Baca Juga

Sosbud

Meletakan Dasar Pemikiran Susunan Masyarakat Negeri Sebagai Acuan Penetapan Mataruma Parenta Hena Tawiri.

Sosbud

Masuk 50 Besar Ajang ADWI, Menparekraf Sandiaga Uno Canangkan Desa Hila sebagai Desa Wisata Terbaik di Indonesia

Global Maluku TV

SMPTK Yafila Gelar USBN, Ini Pesan Kasie Bimas Kristen Malteng

Hukrim

Widya : Manfaatkan Kearifan Pangan Lokal untuk Mendorong Konsumsi Pangan Bergizi