GlobalMaluku.ID,AMBON-Sampah selain merusak lingkungan kita ,pencemaran akibat sampah yang tidak di kelola dengan baik baik ,dan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita dengan timbulnya berbagai penyakit.Pencemaran lingkungan tak hanya berdampak bagi manusia ,tetapi juga bagi makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
“Adapun permasalahan sampah di Indonesia dan terlebih khusus di kota Ambon semakin banyaknya limbah sampah yang di hasilkan masyarakat .Sampah merupakan sarang dari tikus dan serangga, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah air dan udara menjadi sumber dan tempat hidupnya kuman atau bakteri.
Hal ini di sampaikan oleh Prof.Dr.Yustinus T.Male,S.Si.,M.Si Guru Besar dalam Bidang Kimia Anorganik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(MIPA) Universitas Pattimura ,kepada awak media kemarin ,Sabtu(22/7/2023), di kantor Balai kota Ambon.
Menurutnya harus ada penataan lingkungan yang optimal .Sekarang ini kita sudah melihat banyak masyarakat kota Ambon yang sudah membuat pemukiman sampai di Siwang dan air Besar ,besok-besok kita tidak akan ada air .Musim kemarau sudah dekat ,air kering lalu orang kota minum apa,ucapnya sambil rasa kuatir.
Dirinya mengatakan,coba kalau tanggal 17 Agustus itu jangan buat perlombaan yang tidak bermanfaat,kita harus buat perlombaan makan kerupuk di dalam kali mati,biar kita bisa tahu “Perlombaan pembersihan kali antar RT/RW,karena kalau kita buat gapura bendera hias ,hancur di bagian kali yang berserakan dengan sampah,kasihan orang yang di dataran renda menerima sampah tersebut, ujarnya.
Dan hal ini terjadi karena tidak di atur.”Jadi kalau bagi saya di Kota masalahnya itu,harus ada penataan pemukiman.Daerah kita tidak memungkinkan masing-masing buat saputeng sendiri,lalu airnya ikut jalur air ,kemudian ada buat sumur bor .jadi limbah cair ,limbah padat,penataan daerah aliran sungai untuk penanganan sampah ,kemudian dalam tanda kutip sampah manusia ,jadi manejemennya harus dipikirkan,papar Guru Besar tersebut.
Terkait dengan sampah manusia,yaitu terkait kuburan ,yang dimana sudah tren kuburan di dekat rumah ,itu sebenarnya tidak boleh ,harus ke tempat pemakaman ,karena kalau tidak itu melanggar Undang-undang,beber Mule.
Ia juga menyampaikan ,coba Dana Desa(DD) dimanfaatkan juga untuk desa dan lingkungan setempat.”Dan kalau boleh kita beli kendaraan roda tiga (Tosa) atau kereta dorong buat angkut sampah, dan juga kita membuat iuran pertetangga ,biar bisa bermanfaat untuk lingkungan yang kita tinggal ,ulasnya.
Ketika di jelaskan terkait Perda oleh sejumlah awak media,Mule menyebutkan ,bahwa kalau kebanyakan Perda, kebanyakan aturan sampah tidak selesai ,tandasnya.
Berapa banyak UUD yang sudah di hasilkan tapi pada kenyataanya permasalahan sampah tidak selesai.
“Kita mengambil salah satu Contoh yang baik seperti di Australia ,ada satu anak yang menginjak bunga ,lalu ada orang lain yang mengangkat bunga tersebut lalu menaruhnya pada tempatnya ,orang ini akan mendapat penghargaan,karena sikap dan kepeduliannya terhadap lingkungan.”Hal ini dapat membentuk kita ,tutur Mule.
“Kita harus memberdayakan orang lain juga, sebanyak apapun UUD,sebanyak apapun infrastruktur ,tapi kalau tidak ada pemberdayaan masyarakat sama saja sia-sia,imbuhnya.
Ia juga menjelaskan kita harus membuat edukasi-edukasi yang baik untuk masyarakat.”.
Prof Mule menambahkan ,kita buat kurikulum Pembersihan Teluk.”jangan kita buat kurikulum yang bukan punya kita ,pembersihan teluk ini paling bagus,terangnya.
Dikatakan,harus ada kesadaran dari masyarakat terkait dengan sampah dan lingkungan sekitar tempat tinggal kita,dan kami masyarakat juga membutuhkan peran serta pemerintah kota , tutupnya.