GlobalMaluku.ID,BALIKPAPAN-Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (JITUPASNA) merupakan acuan dasar penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (R3P).
“Untuk dapat melakukan JITUPASNA dan menyusun R3P yang berkualitas dan akuntable, maka diperlukan peran Tim Teknis Pengkajian Kebutuhan Pascabencana yang memadai baik secara kualitas dan kuantitas. Dengan didasarkan atas perencanaan yang baik dan komprehensif, maka diharapkan pemulihan dampak pascabencana dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Meningkatnya trend kejadian bencana berbanding terbalik dengan ketersediaan jumlah personil yang memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai tentang pengkajian kebutuhan pascabencana.
Hal tersebut menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), khususnya Direktorat Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, sehingga Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Johny Sumbung, S.K.M., M.Kes hadir secara langsung sebagai narasumber untuk mendukung Kegiatan Bimbingan Teknis Pengkajian Kebutuhan Pascabencana yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.”,
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari dari tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2023 di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur ini dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalimantan Timur Drs. Agus Tianur, M.Si, bersama Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Kalimantan Timur Andik Wahyudi, ST., MM., MT.
Dalam sambutannya,Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Johny Sumbung, S.K.M., M.Kes., menyatakan, bahwa kolaborasi dan kerjasama yang baik dengan perangkat daerah serta lembaga vertikal Kementerian/Lembaga sangat penting dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Saat pemberian materi dalam bimbingan teknis ini, Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Johny Sumbung, SKM, M.Kes. menyampaikan bahwa terbentuknya Tim Teknis Jitupasna dan Penyusunan R3P merupakan langkah utama dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, apalagi tim ini tidak hanya melibatkan perangkat daerah Provinsi Kalimantan Timur, tetapi turut melibatkan instansi vertikal Kementerian/Lembaga seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terwakili oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Kalimantan Timur, Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Kalimantan II, dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur.
“Perhitungan kerusakan, kerugian, serta dampak bencana sangat penting sebagai dasar perumusan kebutuhan untuk pemulihan pascabencana berdasarkan prinsip membangun lebih baik, lebih aman, dan berkelanjutan” ujar Johny Sumbung saat menjadi narasumber pada Selasa (4/7).
Pada bimbingan teknis JITUPASNA dan R3P yang berlangsung di Kota Balikpapan ini, nanti akan ada perhitungan perkiraan kerusakan dan kerugian pada persawahan yang mengalami puso atau kegagalan panen.
” Diharapkan angka kerusakan dan kerugian serta perumusan kebutuhan untuk pemulihan sosial ekonomi pascabencana sudah dapat dihasilkan. Hal ini penting sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan bahwa upaya rehabilitasi dan rekonstruksi harus dilaksanakan untuk penentuan kebutuhan berdasarkan perhitungan kerusakan dan kerugian.
“Tidak hanya perhitungan kerusakan dan kerugian pada persawahan yang terdampak puso, para peserta dari perangkat daerah akan melakukan simulasi Jitupasna yang terdiri pada sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lintas sektor pada bencana-bencana lainnya, seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai, rob dan kebakaran hutan dan lahan. Terlebih lagi kebakaran hutan dan lahan akan ada simulasi kerusakan dan kerugian seperti pelepasan karbon dan valuasi atas terganggunya daya dukung serta jasa lingkungan hidup.
Tujuan Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur sipil negara dalam melakukan JITUPASNA dan penyusunan R3P di wilayah terdampak bencana di Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat baik dan berharga, sehingga diharapkan dapat digunakan secara maksimal untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi Tim teknis Jitupasna dan Penyusunan R3P, terang Johny Sumbung pada saat penutupan.