PIRU,GlobalMaluku.id-Syukuran Hari Ulang Tahun(HUT) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)ke – 19 yang di laksanakan tepat di jalan Bundaran trans Seram Tugu Patung Ina Ama pada senin (9 / 1 / 2023).
Pemerintah Daerah Kabupaten SBB ,yang dipimpin oleh Penjabat Bupati Andi Chandra As’aduddin, dalam memeriahkan HUT Kabupaten SBB sekaligus memperkanalkan Seni dan Budaya masing -masing Desa dengan tarian Adat dan Budayanya, dari 92 Desa 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten SBB.
“Dari 92 Desa yang mengikuti Pentas Seni dan Budaya didalamnya termasuk Desa Piru Kecamatan Seram Barat, Kabupaten SBB
Desa Piru yang di kenal dengan nama sebutan ” HATUTELU” yang di Pimpin oleh Oktovianus Manupassa, saat ini
Memperkenalkan Seni dan Budaya Desa Piru.Hena Hatutelu, ooo Kamate Hatu Miten Huan Telu
Hena Hatutelu yang artinya Sebuah Hunian di Dataran Nusaina Bagian Barat, Dari Suku Alune dan Patasiwa yang berada di teluk HUNILATU.
Pada mulanya ” HATUTELU ” Dibangun dan Dihuni oleh Tiga Mata Rumah Besar yaitu , ALUMENA yang di kenal dengan marga, TITAWANO HATULEWA yang di kenal dengan marga PIRSOUW dan LATUMOSOL, yang di kenal dengan marga LATURETTE.
Dari tiga mata rumah besar ini kemudian berkembang dan bertambah menjadi “TIGA SOA” yang didalamnya terdapat 18 Mata Rumah Besar yang dinamakan “HENA HATUTELU”.berkemvang menjadi 18 Mata rumah:
Mata Rumah Titawano, Pirsouw, Laturette, Mandaku, Manuputty, Kikalessy, Manupassa, Nindatu, Sepalatu, Kukupessy, Latusia, Sapasuru, Sulilatu, Pattirua, Salenussa, Lewaru dan Sulipatty.
“Disetiap Mata Rumah memiliki ” TEON” masing masing.
Adapun disetiap acara perayaan hari- hari besar Raja, harus menggunakan pakaian Adat ” PAOTE OTI” berwarnah merah serta ikat kepala dan pinggang menggunakan kain merah berbulu Ayam yang disebut ” TAMU’U” ini menunjukan satu keberanian serta beban yang perlu di lakukan oleh Raja.
Sedangkan Ketua Saniri Ketua Adat dan Bapak- bapak Negeri ” HATUTELU” mengenakan pakaian Adat berwarna Hitam ,serta ikat kepala dan pinggang berwarna Merah yang memiliki makna tanggung jawab dalam kebersamaan.
“Sedangkan mama- mama dan kaum Perempuan namanya ” HENA HATUTELU” memiliki peran sebagai pembantu untuk mengatur segala keperluan yang dibutuhkan oleh kaum laki- laki.
Mereka mengenakan pakaian Adat sang Perempuan namanya ” UTE – UTE”
Mereka semua dalam melakukan suatu kegiatan harus di kawal oleh ” KAPITAN – KAPITAN” atau “AJUDAN” dengan tarian CAKALELE yang menggunakan pakaian Adat “PAOTE OTI” yang disebut Cakalele atau Penari.