GlobalMaluku.ID,PIRU-Kerukunan Hidup orang Basudara untuk kami anak-anak Maluku ini sudah terpupuk sekian ribu tahun lewat hidup pela gadong .Tapi sayangnya, pada tahun 1999, terjadi Konflik antara hidup orang Basudara yang terjadi beberapa waktu yang silam .Dari tragedi kemanusiaan yang terjadi hingga membawa isu agama ,akhirnya kami anak-anak Maluku di kala itu hancur hidup orang Basudara .
Adapun lewat kejadian konflik itu ,baik Salam maupun Sarane , cinta damai lewat perjanjian Malino .
Nah dari kejadian tersebut kami anak-anak Maluku menjaga tolerasi kehidupan kerukunan hidup beragama dan hidup orang Basudara.
Dimana pembangunan secara merata di Maluku dilakukan untuk kami anak-anak Maluku.Hal ini di sampaikan oleh salah satu tokoh pemuda dan juga anak daerah Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB) Moses Rutumalesy,pada media ini, Kamis(6/7/2023).
Rutumaslessy mengatakan,pembangunan secara merata itu ,terlihat pada kehidupan kita anak-anak Maluku Salam dan Sarane ,seperti Contoh Pembangunan Islamic center ,Kristiani center ,Khatolik center ,dan sebagainya ,dan pembangunan tempat rumah ibadah juga di perbaiki dan di bangun lebih bagus lagi ,tapi bukan berarti Rumah ibadah di bangun dalam pekarangan Kantor .Andaikan Rumah ibadah di bangun dalam pekarangan kantor ,otomatis pembangunan rumah ibadah yang lainnya harus juga juga diikut sertakan dan harus merata.”Ada mesjid ,ada gereja, dan ada pula Pura dan sebagainya.
Tapi mirisnya yang saya lihat di daerah kami Kabupaten SBB yang berjuluk Bumi Saka Mese Nusa ini ,tidak demikian ,setelah Pj Bupati SBB Andi Chandra As’addudin lanjutkan masa kepemimpinannya .Dia tidak punya etika dan tidak punya rasa bagaimana kami anak Maluku ini dulunya berada pada masa-masa konflik ,dan dari pengalaman yang terjadi beberapa waktu yang silam ,kami sebagai anak Maluku mempupuknya dengan cinta damai dan kebersamaan hidup orang Basudara, kata Rutumaslessy.
Mirisnya,Pj Bupati tidak loyal terhadap kehidupan kerukunan hidup orang Basudara di Bumi Saka Mese Nusa ,ya pembangunan Rumah ibadah sah-sah saja ,tapi harus pada tempatnya yang lebih baik.
“Ketika pembangunan Mesjid yang di buat dalam pekarangan Kantor Bupati Kabupaten SBB ,apakah tidak cukup dengan Musolah yang ada didalam Kantor Bupati? Kenapa tidak dianggarkan ,anggaran tersebut untuk Pembangunan Mesjid Raya yang berada di Waimeteng Pantai Kota Piru ,agar Kabupaten Kami ini terlihat lebih baik lagi dan lebih indah lagi?,ungkap sumber.
Kami sebagai anak daerah,menilai Pj Bupati SBB tidak lihai dan tidak etis , kalau membangun Mesjid ,ya !otomatis harus ada pembangunan tempat ibadah lainnya juga di dalam kantor Bupati ,bukan saja Mesjid yang di bangun .Kami di kenal dengan hidup pela gandong ,Pj Bupati harus ingat itu. Di dalam kantor Bupati itu ,ada Salam dan Sarane dan juga yang lainnya,pungkasnya.
Jadi Penjabat Bupati harus punya otak yang baik untuk menata daerah ini lebih baik lagi .Bukan asal-asalan membangun daerah kami,bebernya.
Dikatakannya ,masalah demi masalah kian hari semakin hancur dengan ulah sang Pj Bupati.
Pj bupati tersebut di duga akan memecahkan blok-blok antara kerukunan hidup orang Basudara Salam dan Sarane lewat kebijakan dan program untuk membangun Mesjid di dalam pekarangan kantor Bupati SBB.”Apakah semuanya ini tidak cukup dengan adanya Musolah di dalam Kantor Bupati SBB? ucap Rutumaslessy pada Media ini.
Masyarakat SBB dan publik sudah muak dengan ulah yang di buat oleh sang Pj Bupati tersebut.
“Ingat kita orang Maluku baru pulih dari konflik 99 ,jangan membuat kecemburuan -kecemburuan sosial di tengah-tengah masyarakat ,dan memetak-metakkan kami anak-anak daerah .
Masyarakat SBB serta Publik menilai Andi Chandra As’addudin tidak layak pimpin Kabupaten SBB.
Publik dan masyarakat juga meminta ,As’addudin harus di kembalikan ke kesatuannya.Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) Tito Karnavian agar segera dengan secepat memberhentikan As’addudin dari jabatannya sebagai Pj Bupati SBB,karena tidak layak untuk memimpin daerah kami,tegas sumber.