TELUTIH, Global Maluku.ID | Kondisi Sekolah Dasar Negeri 108 Kabupaten Maluku Tengah (Sebelumnya SD Inpres Hunisi) Kecamatan Telutih memprihatinkan.
Nyaris tidak ada ruangan kelas yang kondusif yang bisa digunakan sebagai sarana proses belajar mengajar. Akibatnya, proses belajar mengajar terpaksa dialihkan. Di alam terbuka di luar kelas atau di rumah-rumah guru yang berdekatan dengan lokasi sekolah.
“Sebanyak 5 Ruang kelas dalam kondisi rusak total. Tidak bisa lagi difungsikan untuk proses belajar mengajar,” ungkap Kepala Pemerintah Negeri (KPN) Hunisi Kecamatan Telutih, Laban Walalohun, kepada Media ini, Jumat (30/9) kemarin.
“Rusak parah bangunan kelas ini sudah terjadi sejak 6 tahun lalu. Guru tidak berani melaksanakan proses belajar mengajar di ruang kelas,” timpalnya.
Kondisi yang ada menurut Walalohun sangat memprihatinkan. Namun, begitu, pihak sekolah juga tidak tinggal diam terhadap kondisi yang ada. Hanya saja, berbagai perjuangan upaya yang dilakukan tidak kunjung berbuah hasil.
“Kondisi sekolah sudah dilaporkan pihak sekolah kepada pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait. Sudah juga melalui mekanisme pengajuan proposal namun tidak ada jawaban sampai dengan saat ini,” Ungkapnya.
Dirinya berharap, pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui Dinas Pendidikan menindak lanjuti kondisi yang ada. Hal ini penting agar kondusifitas proses mencerdaskan kehidupan anak bangsa di SDN 108 Kabupaten Maluku Tengah bisa berjalan optimal.
“Asalkan ada respon dari pemerintah, kalaupun harus lokasi pembangunan sekolah harus dipindahkan dari lokasi yang ada saat ini ke lokasi yang representatif pemerintah Negeri akan mendukung penuh,” ikrarnya.
Sekadar tahu, lokasi sekolah saat ini berada kawasan pantai negeri Hunisi. Karena itu, selain karena usia sekolah yang relatif sudah tua. Tingkat kerusakan sekolah juga dipengaruhi oleh letak sekolah yang dekat dengan laut.
Terpisah, Kepala Sekolah SDN 108 Kabupaten Maluku Tengah Said Pelupessy membenarkan informasi kondisi sekolah yang saat ini dipimpinnya.
Diakui pula bahwa berbagai upaya sudah dilakukan managemen namun belum membuahkan hasil. “Sekolah ini dibangun sejak tahun 2005. Sejak itu, belum ada sentuhan perbaikan. Sejumlah upaya sudah kita tempuh,” ucap Pelupessy.