GlobalMaluku.ID,Piru-Berjalan tanpa kaki terbang tanpa sayap akhirnya jatuh tak berdaya, baginilah tipe seorang pemimpin yang tak mampu memajukan daerah wilayah tugasnya.
Pj Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat(SBB) Jendral TNI Andi Chandra As’adudin terlihat panik dan tak terkendali.
Pasalnya Andi Chandra telah menghanguskan uang daerah senilai Rp 44 Milar, di mana uang tersebut adalah uang milik rakyat di kabupaten SBB, yang berjuluk Bumi Saka Mese Nusa ini.
Hilangnya uang itu di karenakan Pj Bupati selalu sibuk dengan agenda bolak balik ke Jakarta tanpa tujuan yang pasti, membuat PMK 211 & 212 masuk dalam daftar lupa.
Pantauan media ini,sepertinya Andi Chandra lupa untuk di pelajari atau tidak memahami isinya dan merupakan sebuah kelaian Pj Bupati, hingga berimbas pada penurunan angka APBD pada tahun mendatang.
Kini Pj Bupati mulai ramai di beritakan dengan persoalan yang kecil -kecil di lapangan seakan Pj Bupati sedang melakukan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat SBB
Seperti Pj Bupati di beritakan oleh salah satu media online kalau Pj Bupati sedang melakukan peletakan batu pertama terhadap rumah tidak layak huni milik warga dusun Pelita Jaya desa Eti kabupaten SBB.
Yang paling lucu dan unik dalam rilisan pada pemberitaan tersebut, kalau Pj Bupati selaku kepala daerah akan selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah, karena itu merupakan desa acc maka upaya Pemerintah untuk menyediakan pasilitas yang berkualitas dengan berpedoman kepada peraturan yang berlaku.
Ucapan ini seakan Pj Bupati sedang menampar mukanya sendiri, karena benarnya lewat ucapan tetapi hasilnya tidak ada sama sekali.
Berbeda jauh dengan kenyataan yang ada, sebab Pj Bupati seakan cuci tangan dengan cara menggunakan anggaran bantuan yang telah ada bukan karena kerja keras nya selaku kepala daerah.
Hal ini di karenakan 44 Miliar anggaran yang hangus merupakan anggaran berdasarkan luas wilayah, juga jumlah penduduk, serta PAD pada suatu daerah.
Tetapi Pj Bupati tidak mempedulikan itu, bila kedepan APBD kita berkurang maka yang mengalami kerugian adalah rakyat SBB sendiri, Karena APBD berkurang, tetapi luas wilayahnya tetap, jumlah penduduk bertambah, PADnya juga ikut naik, karena jumlah pajak bumi dan bangunan milik warga terus bertambah.