Pelepasan Ekspor Perdana biji Pala tersebut oleh Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Ir. Sadali, M.Si yang ditandai dengan menyiram air kelapa muda.
Dalam arahannya Plt. Sekda Maluku mengatakan, akibat dari pandemi Covid-19 maka ekspor Maluku tahun 2021 lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Namun demikian kata Sadali, Provinsi Maluku memiliki komoditas unggulan yang luar biasa yang tidak saja dari sisi Perkebunan, namun juga dari sisi Perikanan dan Kehutanan yang juga sudah diekspor seperti Damar.
Menurut Sadali, ekspor perdana biji Pala ke Eropa ini merupakan diversifikasi lokasi ekspor yang merupakan suatu prestasi, yang dilakukan bukan secara parsial/perorang namun ini merupakan sinergitas yang dibangun bersama.
“Mudah-mudahan sinergitas ini kita bangun terus demi mewujudkan visi Pemerintah Provinsi Maluku yaitu: Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan melayani, terjamin dalam kesejahteraan berdaulat atas gugusan kepulauan,” ucap Sekda Maluku.
Komisaris Utama PT. Kamboti Rempah Maluku (PT.KRM), Samson R. Atapary, SH melaporkan, ekspor perdana rempah Maluku terutama Biji Pala dan Fuli Pala oleh PT. KRM ke Eropa melalui Roterrdam Belanda.
Menurut Atapary, ini merupakan ekspor kedua oleh PT. KRM ke Eropa namun yang pertama masih lewat Surabaya, sedangkan ekspor yang kedua ini langsung dari Ambon Maluku, sehingga ini adalah Ekspor Perdana PT. Kamboti Rempah Maluku ke Eropa langsung dari Ambon.
Ekspor PT. Kamboti Rempah Maluku ke Eropa ini dilakukan berkat kerja sama bisnis dengan Buyer Pacific SpiZes dan didukung oleh Stichting TitanE di Belanda.
Lebih jauh Atapary menjelaskan, PT. Kamboti Rempah Maluku adalah Perusahaan yang bergerak dalam usaha Pengelolaan Pasca Panen Pala untuk pasar Ekspor yang didirikan tanggal 4 Mei 2020 dengan berkedudukan di Ambon Maluku.
Tujuannya, bersama-sama Pemerintah Daerah Maluku kembali mengangkat Maluku sebagai Kepulauan Rempah-Rempah yang telah dikenal sejak abad ke-9 dan sekaligus Pala Maluku dikenal kembali secara luas di dunia internasional karena diproduksi dan diekspor langsung dari Ambon.
Sejak Indonesia merdeka Pala Maluku tidak lagi dikenal karena hanya dikuasai oleh Pengepul/Pembeli Lokal di Ambon/Maluku yang jaringan usahanya berada di Surabaya atau Jakarta.
Sehingga secara ekonomi, Maluku sangat dirugikan karena tidak tercatat dalam Neraca Perdagangan atau Neraca Ekspor-Impor, akibatnya Maluku tidak mendapatkan Dana Insentif Daerah dari ekspor Rempar-Rempah tersebut.
PT. KRM dalam melakukan ekspor selalu berupaya mendokumentasikan disetiap kemasan tentang asal-usul Pala terutama asal Desa/Pulau dari Pala yang dibeli. Tujuannya, agar setiap konsumen di luar negeri yaang mengkonsumsi Pala Maluku akan mengetahui asal-usul Pala tersebut sehingga dapat mendorong sektor Pariwisata Maluku, terutama Wisata Budaya Perkebunan Pala.
PT. KRM melakukan ekspor perdana sebesar volume 1 kontainer 20 feet penuh yang terdiri dari Biji Pala Grade ABCD berjumlah 4,475 Ton, Biji Pala Grade SS berjumlah 2,300 Ton. Fuli/Bunga Pala utuh berjumlah 1,489 Ton dan Fuli/Bunga Pala Bubuk berjumlah 188 Kg. Sehingga jumlah total sebanyak 8,264 Ton dengan nilai transaksi Ekspor sebesar Rp1.931.568,000.
Dikatakan, beberapa tantangan untuk rempah Maluku terutama Pala bisa masuk ke Pasar Eropa yakni : Pasca Paanen masih belum baik karena sebagian besar cara panen masih dilakukan apa adanya serta cara pengeringan masih dengan asapan.
Kalaupun dengan jemur sinar matahari kualitas biji Pala masih belum baik sebagai bukti, dengan 1 kg pala kering jemur sinar matahari yang dibeli oleh PT. KRM dari petani setelah disortir yang bisa masuk Grade Eropa hanya kurang lebih 20-25 persen.
Untuk masuk ke pasar Eropa Pala harus dibawa ambang batas Aflatoksin, Okratoksin dan Kadar Air yang diisyaratkan Uni Eropa berdasarkan hasil uji laboratorium yang teragreditasi Uni Eropa, dan untuk laboratorium PT. KRM bekerja sama dengan PT. Angler BioChemlab di Surabaya.
Solusi atas kendala Pasca Panen tersebut adalah PT. KRM telah mengembangkan Teknologi Tepat Guna Oven Tenaga Surya dan Biomasa Portabel yang telah diuji coba dan mnedapatkan hasil pengeringan yang berkualitas baik, dengan sekali pengeringan menghasilan kurang lebih 300 Kg.
PT. KRM sedang membuat program untuk pendampingan beberapa petani yang ada di Pulau Banda, Pulau Ambon Kec. Leihitu dan Pulau Seram yaitu melalui sosialisasi dan pelatihan pasca panen Pala yang baik, termasuk cara pengeringan dan juga mengembangkan program untuk Sertifikasi Produk Standar Internasional, yaitu Rainforest Alliance terhadap petani Pala di Leihitu.