Home / Berita

Kamis, 17 Agustus 2023 - 14:42 WIB

REUNI KOALISI KECEMASAN BESAR UTK PRABOWO

GlobalMaluku.ID,Jakarta-Tahapan gelaran Pemilu Presiden 2024 sudah semakin dekat. Partai- Partai Politik pemilik Hak Mengusung Capres- Cawapres Pada Pemilu 14 Februai 2024 semakin intens melakukan lobi Kerjasama Politik pengusungan.

Hari-hari yg kian mendekat juga penuh intrik dan taktik. Para Pengamat dan Analis
Politik di Negara ini kian mengasah tajam pisau analisisnya dgn berusaha merangkum dan menelaah data dan fakta utk berusaha meyakinkan para user, entah Partai Politik maupun para Kandidat Capres dan Cawapres. Bakal Calon Presiden pun semakin mengerucut. Sebut saja ada tiga bakal Capres yg akan maju bersaing di Pemilu 2024. Akan tetapi, bacapres yg sdh punya tiket pasti hanya dua yakni Ganjar
Pranowo yg diusung PDI Perjuangan dan PPP pemilik Fraksi di Senayan didukung pula oleh Partai Hanura dan Partai Perindo partai Non Parlemen.

Kandidat pemilik Tiket Bacapres berikut adalah Prabowo Subianto yg diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN dan PKB partaj penghuni Senayan dan Partai Bulan Bintang Partai Non Parlemen.

Sedangkan kandidat lain yakni Anis Rasyid Baswedan hingga tahap ini belum memiliki kepastian Tiket Pencapresan dirinya, sekalipun tiga Partai Nasdem, PKS dan Demokrat sudsh sering bertemu bat
kesepakatan.

Menyoal Koalisi Besar utk Prabowo Subianto yg saat ini telah resmi merangkul empat Partai pendukung yakni Partai Gerindra, PKB, Partai Golkar dan PAN, kini mengulang kembali Koalisi Besar dua jilid
berturut turut pada Pilpres 2014 dan 2019 yg saat bersatu melawan Jokowi dari Partai PDI -P dan menelan kekalahan beruntun. Nah, kali ini Partai Gerindra, PAN dan Partai Golkar ditambah PKB seolah
menghadirkan kembali Nostalgia lama dalam Reuni Gelaran Pilpres 2024.

Bersatunya Partai Politik Gerindra, Partai Golkar, PAN ditambah PKB, bukan suatu kebetulan, sebab persatuan Partai2 ini sesungguhnya membuka kembali lembaran kekalahan yg dibukukan di tahun 2014
dan 2019. Sesungguhnya, penyatuan Partai2 ini mengambarkan ekspresi nafsu berkuasa seorang Jenderal yg ternyata kalah terus menerus dalam setiap event Politik negeri ini. Dengan demikian penyatuan Partai2 tersebut adalah ajang Reuni yg penuh Nostalgia dalam Kecemasan pada kekalahan
berikutnya pada Pilpres 2024.

** Golkar yg Galau…
Selanjutnya, Keputusan Politik penuh Keraguan melingkupi Partai Beringin. Partai pimpinan Airlangga Hartarto ini tiba2 mengambil keputusan bergabung ke Gerindra utk kembali mengusung Prabowo
Subianto adalah buah perenungan seorang Airlangga Hartarto yg nampaknya kurang percaya diri.

Baca Juga  Hari Pertama Peserta MTQ XXIX Ikut Mata Lomba Syharil Quran

Mengapa…? Sejak awal konsolidasi masif Partai Golkar yg merangkul PAN dan PPP dlm Koalisi Indonesia Bersatu, seolah telah menunjukkan soliditas tak tergoyahkan.

Koalisi di bawah pimpinan Partai Golkar
ini semestinya telah memperlihatkan bhawa sesungguhnya Airlangga kini memiliki posisi tawar yg terlalu kuat sebagai jaminan utk maju sebagai Calon Presiden atau Cawapres. Pertanyaannya, mengapa rangkulan Koalisi Indonesia Bersatu – KIB ini tak kunjung menetapkan Capres dan Cawapres dan malah
kandas ? Koalisi ini kian rapuh dan tak punya arah, ketika PPP mengambil jalan sendiri merapat ke PDI-P utk mendukung Ganjar Pranowo sebagi Calon Presiden.

Airlangga Hartarto semakin tersudutkan ketika para senior Partai Beringin menghembuskan Mubaslub Partai yang dipimpinnya. Faktor pemicunya adalah, karena Mr. Luhut Binsar Panjaitan Cs melihat adanya kerapuhan dan kelemahan besar ditunjukkan oleh orang nomor satu Partai Golkar itu.

Airlangga Hartarto akhirnya bermanuver menggelar Rapat Konsolidasi Nasional Golkar di Nusa Dua Bali.

Inti Konsolidasi tersebut adalah Menolak MUNASLUB digelar, Mencalonkan Airlangga Hartarto sebagai Kandidat Presiden dan memberi kewenangangan sepenuhnya kepada Airlangga utk menentukan Calon
Wakil Presiden.

Rupanya mandat yg diberikan Partai ini dipendam, dicerna dalam disposisi penuh keraguan dan ketidakpercayaan diri seorang Airlangga. Pada akhirnya, Airlangga Hartarto mengambil keputusan mengejutkan semua kalangan, lebih khusus para Senior Partai Beringin dan para Pimpinan DPD 1 dan DPD 2 Partai Golkar se Indonesia, utk bergabung dgn Partai Gerindra, PKB dan PAN utk mengusung
Prabowo sbg Calon Presiden. Airlangga Hartato sebagai Ketua Partai Golkar gagal mengamankan Hasil Munas partai dan memilih mendukung Ketua Umum partai Gerindra.

** Koalisi Besar penuh Kecemasan.
Awalnya, harapan besar Cak Imin dgn PKB yg dipimpinnya seolah berada dlm suasana bulan madu bersama partai Gerindra. Betapa tidak, Cak Imin selalu diberi Harapan Palsu oleh Gerindra bhw dirinyalah Bacawapres pendamping Prabowo. Kini. dengan merapatnya Partai Golkar dan PAN, peta koalisi ini jelas berubah. Bukan tidak mungkin, keputusan bersatu dlm koalisi besar ini telah melewati sebuah kompromi politik yg bergaransi Cawapres entah dari Golkar atau dari PAN. Hal itu berarti khans
PKB mengajukan Ketumnya Cak Imin sbg bacawapres itu sudah tinggal 25 persen saja.

Baca Juga  Hadiri Road To Hakordia Wilayah Timur, Wattimena Paparkan Best Practice

Kita patut menganalisa, bhw penyatuan koalisi besar ini semakin menampakkan kegusaran dan kecemasan di antara Gerindra, PKB, Golkar dan PAN. Kecemasan ini sejak awal terlihat karena Prabowo
Subianto ternyata tidak mempercayai Muhaimin sebagai pasangannya. Prabowo seolah percaya diri bhw dgn bergabungnya Partai Golkar dan PAN akan menambah kekuatan bertarungnya melawan Ganjar
Pranowo dari PDI-P dan PPP, Hanura dan Perindo. Kekuatan besar yg digalang oleh Prabowo ini memunculkan dua hal.

Pertama, kekuatan besar kubu Prabowo ini adalah pengulangan dari Pilpres 2014 dan 2019. Di dua gelaran Pilpres tersebut, Prabowo didukung oleh Koalisi Besar pula namun kalah oleh Jokowi dari Partai
PDI-P secara berturut-turut. Sesungguhnya, Koalisi besar yg dipimpin Gerindra ini hanyalah ajang balas dendam kekalahan. Ketika itu, berbagai isu dikemas dan diusung utk mendorong kekalahan Jokowi.
Namun sangat disayangkan koalisi besar Prabowo tumbang dua kali. Sebenarnya, saat ini Prabowo dengan para penasehatnya perlu merenung dan menganalisa kelemahan dan kekurangan apa yg mendasari kekalahannya dulu.
Kedua, Setelah menyudahi rivalitas dalam Pilpres 2019 misalnya, gerbong pendukung Prabowo mulai merintis jalan setapak menuju kandang Banten tempat Jokowi bernaung utk meminta jatah kursi Menteri.

Sebenarnya, secara normal nalar politik kita berkata bhw rivalitas politik walau dianggap biasa, namun amat memalukan, ketika meminta damai di akhir pertarungan dan memohon diberi tumpangan :

jatah kursi Menteri di Kabinet. Golkar dan PKB lebih dahulu mendapatkan jatah, disusul Gerindra dan terakhir PAN yg memperoleh kursi, seharusnya malu dan menyerahkan kursinya kembali utk digantikan oleh kader Partai2 Pendukung Pemerintahan Jokowi, terutama PDIP sebagaj Pimpinan Koalisi.

Ini baru disebut konsekwen dan berani mengambil jalan berlawanan dgn Partai Koalisi yg kini mendukung amanat Presiden Jokowi.

Kita berharap, kiranya Partai2 Pendukung Prabowo semakin sadar diri utk konsekwen menarik kadernya yg duduk di Kabinet. Terutama Prabowo dan Airlangga Hartarto serta Zulkifli Hasan. Tiga Ketua Umum
yg jadi Menteri, segeralah sadar utk lepaskan jabatan Menteri sebagai ungkapan bahwa ternyata mereka tidak tahu bersyukur dan berterimakasih, karena dulu jadi lawan, kalah dan minta jatah kursi
Menteri, sekarang jadi lawan kembali, nantinya jika kalah lagi di Pilpres 2024, juga akan merengek minta jatah pula utk kursi menteri di kabinet.

Share :

Baca Juga

Berita

Salah satu Oknum Anggota Intel Kodim 1513/SBB Lecehkan Profesi Jurnalis

Berita

Mengatasi Balap Liar, Dprd Rencana Bangun Sirkuit Balap Di Kota Ambon

Berita

RSKD Lakukan Tes Kejiwaan Untuk Para PPPK Lingkup Pemkot Ambon

Berita

Lakukan Pengawalan,Toisuta Pastikan Gaji Sesuai UMK Dapat Terbayarkan Sesuai Regulasi

Berita

Dalam Waktu Dekat Swiss-Bellhotel Ambon Gelar SBAM Fun Bike 2025

Berita

Pj Gubernur Terima Kunjungan Direktur Beasiswa LPDP DI Maluku

Berita

Menyoroti Proyek Sabo DAM Dan Jembatan Wai Kawanua, Komando HAM Gelar Demo Didepan Kantor BWS Maluku

Berita

DPRD Kota Gelar Rapat Paripurna Ke-IV Diawal Tahun 2025