Masohi, GLOBAL MALUKU.ID | Kabupaten Maluku Tengah, merupakan salah satu wilayah di Provinsi Maluku, yang sejak akhir 2021 hingga awal 2022, masyarakatnya terlibat konflik antar desa.
Hal ini tentu sangat disesalkan oleh semua pihak. Karena sejatinya, konflik yang terjadi di masyarakat hanya akan menciptakan duka, kerugian sehingga menyebabkan kesengsaraan.
Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua, kepada media Minggu (27/2/2022) kemarin mengatakan, dirinya sangat menyayangkan koflik antar desa tetangga yang terjadi.
“Apapun motifnya, konflik tidak akan menguntungkan siapa-siapa. Bahkan hanya membawa kesengsaraan bagi masyarakat,”kata Bupati Maluku Tengah itu.
Bupati Maluku Tengah dua periode ini pun berharap, agar konflik antar desa di Kecamatan Pulau Haruku, baik Kariuw vs Ory Pelauw, maupun Aboru vs Hulaliu, harus dihentikan.
“Saya minta dan sangat berharap kepada masyarakat, agar hentikan semua konflik itu. Karena seperti yang saya katakan tadi, tidak manfaat, hanya timbulkan kesengsaraan,”paparnya.
Abua meminta, agar jangan sampai ada pihak lain yang ikut campur dalam konflik di Pulau Haruku, untuk memperkeruh keadaan. “Tolong hentikan. Tidak berguna konflik itu, kalah jadi abu menang jadi arang,”ujarnya.
“Hubungan pela-gandong di Maluku harus menjadi media perdamaian. Negeri-negeri yang punya hubungan pela-gandong dengan wilayah yang sementara berkonflik, harus berperan meredam konflik,”tutupnya.
(sh)