AMBON,Global Maluku.ID – Kepala Balai Sungai Provinsi Maluku (BWS) Marga Ranla Ibnu ,ST.MT. mengatakan ,untuk daerah-daerah yang menjadi prioritas ,mungkin disana ada hal-hal yang menurut kajiannya, harus di kembangkan terlebih dahulu,dan hal ini adalah instruksi dari Presiden Jokowidodo, ujarnya pada sejumlah wartawan beberapa waktu yang lalu.
Kepada wartawan ia katakan, sesusai dengan intruksi presiden , mengenai daerah-daerah yang menjadi prioritas,mungkin disana ada hal-hal yang menurutnya harus di kembangkan terlebih dahulu.” Bukan berarti Maluku tidak di perhatikan.Maluku itu bagian yang paling penting juga dalam pengembangan wilayah,dan di harapkan pada tahun 2024 nanti gongnya sudah selesai.
Menurut Ibnu, kedatangan Presiden kemarin di Moa , kita di Dinas PUPR , ada beberapa kegiatan yang harus kita bantu,berupa air dalam konteks untuk peternakan kerbau .Dua minggu harus kami bergerak ke sana dan alhamdulilah apa yang di minta kami sudah siapkan untuk masyarakat di sana, jelasnya.
Dirinya mengatakan, terkait dengan Alokasi Anggaran di tahun 2023, untuk Balai Sungai ,kita prioritaskan bendungan Waeapo Kabupaten Buru , dan DIPA telah kami terima dikantor Gubernur Maluku.
Prioritas kami yang pertama adalah ,kami harus menyelesaikan Bedungan Waeapo ,karena anggaranya sangat besar sekitar 2,1 triliun .”Kita harus cepat menyelesaikan bedungan tersebut agar sektor lain dapat di danai , karna sektor yang lain juga harus diperhatikan, paparnya.
Ia juga menjelasjkan , untuk sungai, pantai, air baku ,irigasi ,sehingga dengan adanya bendungan Waeapo yang anggarannya lumayan besar , maka yang lainnya belum sempat didanai , sebab anggaran pusat sangat terbatas , tuturnya.
Kepala balai sungai juga menambahkan , untuk sekarang ini sudah masuk tahun kelima dari kontrak tersebut, namun sebenarnya kalau dalam pelaksanaan sebenarnya baru tahun keempat, sebab kontraknya 28 Desember 2017,jadi tidak fer kalau di hitung dari 2017,ucap Ibnu.
Lanjutnya , saat ini kita harus tahu bahwa, bendungan Waeapo itu dua tahun setengah masalanya dengan lahan sehingga membuatnya tidak dapat bergerak .Nanti tanggal 12 Agustus 2020 baru selesai sehingga kita baru bekerja sekitar 26 bulan secara efektif, dikarenakan Pandemi covid-19 di bulan Mei selama dua tahun , pungkasnya.
Progres fisiknya sekitar 43,8% menuju ke 44% .Rencananya di tahun 2023 akan di isi air .”Kami sudah mendapatkan perpanjangan waktu yang hilang , karena yang hilang dua tahun setengah , dan yang kami dapat hanya dua tahun sampai 2024.
“Untuk masalah lahan sudah di selesaikan pada tahun 2020 /12 Agustus lewat santunan.Disana lahannya terindentifikasi adalah hutan , dan mungkin pemerintah akan membayar kepada Pemerintah untuk statusnya.